• Jelajahi

    Copyright © Berita Inspiratif Progresif.id
    Berita aktual tepercaya

    Kanal Video

    Perang Hand Wash dengan Kecap Saos

    Rabu, 01 Juli 2020
    Oleh: Nurlayla
    Guru Biologi MAN 7 Jakarta

    HINGGA SAAT INI Indonesia masih bergelut melawan virus Corona, sama dengan negara lain di dunia. Jumlah kasus virus Corona terus bertambah dengan beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tidak sedikit yang meninggal. Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawan COVID-19. 

    Virus Corona jenis baru (2019-nCoV) yang kini sudah menjadi pandemik kontak langsung seperti jabat tangan, sentuhan, dan dari droplet atau benda yang sudah terkontaminasi COVID-19 dari orang yang terinfeksi. 

    Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari corona virus yang menular ke manusia. Virus ini dapat menyerang siapa saja, seperti lansia, orang dewasa, anak-anak, bayi, termasuk ibu hamil dan menyusui. 

    Virus yang memiliki nama lain COVID-19 ini pun berhasil merubah perilaku masyarakat. Seperti social distancing misalnya, yang memengaruhi perubahan prilaku masyarakat saat pandemik Corona. 

    Saat krisis, masyarakat cenderung melupakan atau bahkan sudah tidak sadar akan keberadaan suatu brand. Masyarakat cenderung bertanya-tanya “Bagaimana krisis ini dapat berakhir?” daripada “Apakah produk saos atau kecap merek tertentu baik-baik saja?”

    Beberapa produk yang meningkat drastis penjualannya adalah produk pembersih dan sanitasi seperti sabun cuci tangan, hand sanitizer, dan tisu pembersih.

    Sejak kemunculan virus Corona di Indonesia, masyarakat semakin khawatir, bahkan beberapa waktu lalu telah terjadi fenomena panic buying. 

    Fenomena tersebut bukan hanya terjadi di Indonesia, di luar negeri pun masyarakat mengalami kepanikan secara massal sehingga masyarakat membeli kebutuhan secara berlebihan hingga stok barang habis di pasaran, ini dilakukan karena untuk pencegahan diri sendiri.

    Selama pandemik COVID-19, salah satu cara termurah, dan paling penting untuk mencegah penyebaran virus adalah mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air. 

    Segala jenis macam sabun seperti sabun cair biasa, sabun dengan wangi rempah, ataupun sabun batang yang berbentuk  mirip bebek-bebekan mampu membunuh berbagai virus, termasuk COVID-19. 

    Mencuci tangan merupakan cara yang efektif menghalau virus dan bakteri, sebab orang sering menyentuh mata, hidung, dan mulut mereka tanpa menyadarinya. Kuman bisa masuk ke tubuh melalui mata, hidung dan mulut dan membuat kita sakit. 

    Kuman dari tangan yang tidak dicuci dapat masuk ke makanan dan minuman sementara orang menyiapkan atau mengkonsumsinya. Kuman dari tangan yang tidak dicuci dapat ditransfer ke benda lain, seperti pegangan tangan, puncak meja, atau mainan, dan kemudian ditransfer ke tangan orang lain. 

    Mengusir kuman dan virus melalui cuci tangan membantu mencegah diare dan infeksi saluran pernapasan dan bahkan dapat membantu mencegah infeksi kulit dan mata.
     
    Mengapa kita harus cuci tangan? 

    Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun yang dilakukan oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutus rantai kuman. 

    Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan, tetapi hal ini terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan mencuci tangan menggunakan sabun. Mencuci tangan dengan air saja jauh lebih kecil kemungkinannya untuk memindahkan virus dari permukaan kulit. Penggunaan hand sanitizer pun dapat digunakan untuk alasan kepraktisan.

    Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mencuci tangan dengan menggunakan sabun akan membunuh virus yang mungkin ada di tangan. 

    Pertanyaan yang kedua, kenapa harus cuci tangan dengan sabun?

    Ahli gizi komunitas Tan Shot Yen mengatakan, cuci tangan harus menggunakan sabun dan dikeringkan. Menurut Tan, ada dua alasan kenapa kita harus cuci tangan dengan sabun. 

    “Pertama sabun punya kemampuan amphipatic, yakni membawa molekul yang saling melarutkan seperti gula dan air dan yang tidak saling larut seperti minyak dan air.” Kata Tan kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Sabtu (7/3/2020).

    Alasan kedua, tangan yang bersabun otomatis membuat kulit terpapar air lebih lama untuk membilasnya. Hal ini secara tidak langsung membantu menghilangkan lebih banyak kuman dan kotoran. 

    Menggunakan sabun dalam mencuci tangan sebenarnya menyebabkan masyarakat harus mengalokasikan waktunya lebih banak untuk mencuci tangan, tapi penggunaan sabun menjadi efektif karena lemak dan kotoran yang menempel akan terlepas saat tabgan digosok dan bergesek dalam upaya melepaskannya.

    Orang-orang awam mengganggap sabun sebagai pelembut dan menenangkan, tetapi dari perspektif mikroorganisme sering sekali sangat merusak. Setetes sabun biasa diencerkan dalam air sudah cukup untuk memecah dan membunuh banyak jenis bakteri dan virus, termasuk Corona, virus baru penyebab COVID-19 yang saat ini mengelilingi dunia. 

    Rahasia dari kekuatan sabun yang mengesankan adalah struktur hibridanya. 
    Sabun terbuat dari molekul berbentuk pin, yang masing-masing memiliki kepala hidrofilik, mudah terikat dengan air dan ekor hidrofobik yang menghindari air dan lebih memilih untuk terhubung dengan minyak dan lemak. 

    Molekul-molekul ini, ketika tersuspensi dalam air, bergantian mengapung sebagai unit soliter, berinteraksi dengan molekul lain dalam larutan dan menyusun diri menjadi gelembung-gelembung kecil yang disebut misel, dengan kepala mengarah ke luar dan ekor terselip di dalamnya. 

    Gambar di atas merupakan mekanisme sabun merusak membrane virus. Beberapa bakteri dan virus memiliki lipid yang menyerupai misel berlapis ganda dengan dua pita ekor hidrofobik yang terjepit di antara dua cincin kepala hidrofilik. 

    Membran ini dipenuhi dengan protein penting yang memungkinkan virus menginfeksi sel dan melakukan tugas vital yang membuat bakteri tetap hidup.patogen
    yang dibungkus dengan membrane lipid termasuk virus Corona, HIV, herpes, Ebola, Zika, dan demam berdarah.

    Secara lebih detail, virus sebenarnya terbentuk dari tiga komponen utama, yaitu RNA, protein, dan lipid (lemak). Sel tubuh yang terinfeksi virus kemudian memproduksi ketiga komponen tersebut yang pada akhirnya akan membentuk virus baru. Saat sel tubuh dihinggapi virus sudah mati, maka virus-virus ini akan menginfeksi sel lainnya hinga berakhir di saluran paru-paru. 

    Jadi mengapa sabun bekerja dengan sangat baik pada Sars-CoV-2, Corona virus dan pada sebagian besar virus? Karena virus adalah partikel nano rakitan di mana ikatan terlemah adalah lipid (lemak) bilayer. 

    Sabun melarutkan membrane lemak dan virus itu hancur berantakan seperti rumah kartu dan mati. Sabun tidak hanya melonggarkan “lem” antara virus dan kulit tetapi juga interaksi seperti Velcro yang menyatukan protein, lipid, dan RNA dalam virus.

    Dari pemaparan yang telah penulis berikan dapat disimpulkan bahwa masyarakat harus membiasakan diri dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air yang mengalir, dan dilakukan setidaknya selama 20 detik dapat mencegah penularan COVID-19. 

    Ketika mencuci tangan pastikan seluruh bagian tercuci hingga bersih, termasuk punggung tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari, dan kuku. Setelah itu keringkan tangan menggunakan tisu, handuk bersih, atau mesin pengering tangan. Ini yang akan menjadi kunci untuk membunuh, merusak, dan mematikan virus yang mencemari tangan kita. (**)

    Kolom netizen >>>

    Buka kolom netizen

    Lentera Islam


    "Jika engkau mengikuti (kemauan) kebanyakan orang (kafir) di bumi ini (dalam urusan agama), niscaya mereka akan menyesatkan dari jalan Allah. Mereka hanya mengikuti persangkaan belaka dan mereka hanyalah kebohongan" (Q.S Al-An'am Ayat 116)

    Berita Terbaru

    infrastruktur

    +