Progresif.id-Surabaya — Setelah resmi diluncurkan secara nasional pada 12 Juni 2025 di Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), aplikasi SIFORTUNA (Sistem Informasi Forecasting OPT Nasional) mulai disosialisasikan secara masif ke berbagai daerah sentra produksi di Indonesia.
Langkah awal dimulai dari Provinsi Jawa Timur, tepatnya di Unit Pelaksana Teknis Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPT PTPH) Surabaya, pada Selasa (1/7). Sosialisasi dilakukan secara hybrid, melibatkan petugas lapangan, POPT, dan pemangku kepentingan dari seluruh wilayah.
Tak berhenti di Surabaya, keesokan harinya (2/7), giliran Provinsi Jawa Tengah yang menjadi tuan rumah kegiatan serupa. Bertempat di BPTPH Jawa Tengah, sosialisasi ini akan berlanjut secara estafet ke berbagai daerah strategis di Indonesia.
SIFORTUNA hadir sebagai terobosan digital nasional dalam sistem peramalan dan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Dengan sistem ini, data serangan OPT dari seluruh penjuru negeri dapat dihimpun, dianalisis, dan dipetakan secara real time, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan pengendalian yang cepat, tepat, dan terkoordinasi.
Kepala BBPOPT, Yuris Tiyanto, menegaskan pentingnya sosialisasi ini sebagai tahapan strategis. “SIFORTUNA bukan sekadar aplikasi. Ini adalah bagian integral dari sistem deteksi dini serangan OPT yang menjadi tulang punggung program early warning system pertanian nasional,” ujarnya di hadapan para peserta.
Ia menambahkan, Kementerian Pertanian optimistis kehadiran SIFORTUNA akan mendorong akselerasi peningkatan produksi nasional. Dengan keterlibatan aktif petugas lapangan dan pemangku kepentingan di daerah, pengendalian OPT akan semakin efisien dan berdampak langsung pada produktivitas petani.
El(pro)