![]() |
Pipik Taufik Ismail, S.Sos., M.M. |
Progresif.id – Anggota DPRD Jawa Barat dari Fraksi PDI Perjuangan, Pipik Taupik Ismail, melontarkan kritik tajam terhadap pola komunikasi politik dan sosial Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang dinilainya hanya manis di bibir, tapi lemah di realisasi.
Dalam rapat DPRD Jabar di Bandung pada Senin (11/8/2025), Pipik menyorot janji manis Pemprov Jabar membangun 1.000 rumah untuk korban banjir Karangligar. Nyatanya, janji itu kandas di tengah jalan karena terbentur masalah teknis dan administratif yang baru ketahuan setelah kajian lanjutan dilakukan.
"Kami mengkritisi komunikasi politik pimpinan Jawa Barat yang terkesan terburu-buru mengumbar solusi tanpa kajian mendalam. Akibatnya, rakyat kembali gigit jari seperti kasus banjir Karangligar," kata Pipik.
Ia menegaskan, pola komunikasi seperti ini hanya akan menciptakan ekspektasi semu di tengah masyarakat. Pipik mendesak Pemprov Jabar berhenti menjual mimpi dan mulai bicara berdasarkan data serta rencana yang matang.
Pernyataan ini disampaikan Pipik Taufik Ismail, menjadi tamparan keras bagi Pemprov Jabar agar tidak lagi menjadikan rakyat sebagai "kelinci percobaan" dengan kebijakan yang setengah matang.
"Kami tidak ingin ada alasan yang bertolak belakang dengan apa yang sebenarnya diusulkan di lapangan. Terlebih, janji itu sudah dipublikasikan di media sosial, tentu rakyat berharap terealisasi sepenuhnya," tegas Pipik. [Sky]