Progresif.id - Melihat sekilas wajah cantik Riska Novrianty pasti tidak ada yang menyangka, wanita yang bekerja sebagai Tenaga Harian Lepas (THL) di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) itu merupakan pembalap sepeda motor road race.
Riska yang biasa dipanggil Chikox merupakan pembalap yang memiliki segudang prestasi saat memacu adrenalin di atas aspal panas.
"Bagi saya balap motor adalah hobi dan pendidikan tetap yang pertama," ujar wanita berusia 21 tahun ini, saat ditemui di tempat kerjanya, Senin (18/9/2017) siang.
Riska mengaku mengenal dunia balap motor saat duduk di bangku SMA kelas 2 pada tahun 2012 lalu, ketika masih tinggal di Subang. Meski sempat dilarang orangtuanya, Chikox 'keukeuh' ikut balapan dan banyak meraih prestasi.
"Saya anak satu-satunya, jadi wajar dilarang orangtua, tapi saya sudah hobi dan ingin membuktikan bahwa saya bisa," ujar Riska yang pernah menjuarai Walikota Road Race di Bekasi pada kelas matic 115 cc itu.
Menurut Riska, hampir satu minggu dirinya tidak pernah istirahat, karena siangnya harus bekerja di DLHK, sorenya harus kuliah dan pada hari Sabtu dan Minggu harus latihan.
"Jika tidak latihan, sering juga ada undangan untuk balapan di luar kota, capek sih, tapi dinikmati saja," kata wanita yang berulang tahun pada 20 November ini.
Kata Riska, jika saat pertama belajar sepeda motor sering jatuh dan mengalami memar-memar, namun hal itu tidak mengurangi motivasinya untuk terus belapan. Bahkan, saat ini Riska mengaku sedang belajar mobil 'speed off road'.
"Saya sedang belajar 'speed off road', dan kebetulan Kepala DLHK suka 'off road'. Saya bahkan sempat membawa mobilnya saat rangkaian HUT Karawang, padahal saya sedang mengenakan kebaya," kata Riska sambil tersenyum.
Kedepan, Riska berharap bisa mengikuti kejuaraan internasional 'road race'. Meskipun itu hanya mimpi, tapi menurutnya bukan hal yang mustahil. Oleh sebab itu meskipun sering di undang untuk balapan entertainment saja, tapi dirinya tak pernah mau mengalah.
"Saya pernah di undang hanya untuk balapan entertaintment oleh panitianya, tapi saya geber saja karena tidak mau kalah, akhirnya saya yang juaranya," kata dara yang kuliah semester 5 di Universitas Buana Perjuangan ini. (sep)