KARAWANG - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Karawang menerima silaturahmi Komite Nasional Untuk Rakyat Palestina (KNRP) di Gedung KNPI Karawang, Rabu (26/10/2016) siang. KNRP mengajak KNPI mensosialisasikan kondisi Palestina kepada semua lembaga pendidikan di Karawang.
Pada silaturahmi ini, KNRP mengajak seorang ulama juga guru asal Palestina, Mahmud Muhammad Soyam bertatap muka langsung dengan pengurus KNPI Karawang. Mahmud menceritakan sedikit tentang kondisi negaranya yang terus didera penderitaan akibat perang dengan Israel.
Diketahui, Palestina adalah satu-satunya negara yang belum merdeka, sedangkan Palestina adalah negara yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia, kemudian diikuti Negara Mesir dan negara lainnya.
Diceritakan Mahmud, Israel telah mempersiapkan bom setara ledakan yang terjadi di Hirosima-Nagasaki pada tahun 1945, agar Palestina menyerah kepada Israel. Namun, semakin keras tekanan Israel, para pejuang Palestina semakin kuat dan melakukan perlawanan.
Meski dalam kondisi perang dan dimiskinkan, anak-anak Palestina tidak miskin ilmu, bahkan kini sebanyak 19 ribu anak-anak Palestina hafal Al Quran. Hamas mentargetkan 100 ribu anak Palestina hafal Al Quran.
"Anak-anak sekolah diajarkan perang, agar mereka siap berperang," kata Mahmud.
Bagi warga Palestina, mempertahankan Masjidil Aqsa adalah harga mati, mereka terus akan berjuang di jalur Gaza untuk mempertahankan tanahnya yang berusaha direbut Israel.
"Nama Palestina memang tidak ada di dalam Al Qur'an, kecuali disebut-sebut tanah yang penuh berkah. Kita tahu dalam Al Qur'an Masjidil Aqsa sering disebut-sebut ketika Nabi Muhammad Isra dan Mi'raj," kata dia.
Dengan begitu, hingga kini warga Palestina berperang demi Al Aqsa, masjid yang pernah menjadi kiblat sholat umat Islam selama 16 bulan setelah Rasulullah SAW melaksanakan Isra dan Mi'raj.
Masjidil Aqsa dibangun 40 tahun setelah Masjidil Haram Makah, yang meletakan pondasi pembangunan Masjidil Aqsa adalah malaikat, maka kawasan Aqsa disebut kursi yang suci.
Perjalanan dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram yaitu sebulan perjalanan, tetapi Rasulullah ketika Isra dan Mi'raj hanya menempuh perjalanan sekejap mata.
"Di sekeliling masjid kedua di dunia setelah Masjidil Haram Makah ini kini dipenuhi 50 tempat ibadah orang-orang Yahudi," ungkap Mahmud.
Pada kesempatan ini, Mahmud meminta, agar umat Islam di Indonesia berdoa untuk menyelamatkan Palestina, kemudian mau menyisihkan hartanya disalurkan untuk kemanusiaan bagi warga Palestina.
"Sumbangan rakyat Indonesia, kami sudah belikan ambulan di sana," ucapnya.
Ketua KNPI Karawang, Luman N. Iraz menyatakan, Indonesia tentu tidak lupa sejarah, bagaimana Palestina mengakui kemerdekaan Indonesia di masa lalu. Sebab, perjuangan Bangsa Indonesia menuju kemerdekaan ini berbuah dari rasa nasionalisme yang kuat para ulama dan pemuda di seluruh nusantara.
"Kami ingin semua ulama di Palestina bersatu, tidak ada kubu yang saling berlawanan, agar Palestina kuat dan bisa merdeka. Kondisi Palestina saat ini, tak jauh beda dengan kondisi Indonesia saat dijajah dahulu," kata Lukman.
Saat itu, sambung Lukman, banyak intervensi asing ketika Indonesia bangkit melawan penjajah, pemboikotan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), tetapi kegigihan para ulama dan seluruh rakyat Indonesia telah mendorong bangsa ini menjadi merdeka.
"Tekad rakyat Indonesia untuk merdeka sangat kuat, maka rakyat Palestina pun harus bersatu untuk merdeka," jelasnya. (spn)